Perhitungan Kubikasi Rancangan Geometrik Jalan Raya
Berikut cara memperhitungkan KUBIKASI rancangan geometrik jalan raya, dan disini hanya saya jelaskan sepintas saja, dan satu sample gambar saja :)
Gambar Bendung
Gambar bendung.
Pemasangan Bouwplank
Ilmu teknik sipil – Bouwplank (papan bangunan) berfungsi untuk mendapatkan titik-titik bangunan yang diperlukan sesuai dengan hasil pengukuran:
Format Surat Teguran Keterlambatan Proyek/Pekerjaan
Format Surat Teguran Keterlambatan Proyek/Pekerjaan
Beton Serat
Beton serat adalah beton yang cara pembuatannya ditambah serat[1]. Tujuan penambahan serat tersebut adalah untuk meningkatkan kekuatan tarik beton, sehingga beton tahan terhadap gaya tarik akibat, cuaca, iklim dan temperatur yang biasanya terjadi pada beton dengan permukaannya yang luas.
K3 Pekerjaan Tanah
Undang-undang K3
1.
Undang-undang no. 1 tahun 1970
2.
Pasal 1 tentang istilah-istilah dalam keselamatan kerja
3.
Pasal 2 tentang ruang lingkup dalam keselamatan kerja
4.
Pasal 3 dan pasal 4 tentang syarat-syarat keselamatan keja
5.
Pasal 5,6,7,8,9 tentang pengawasan dalam keselamatan kerja
6.
Pasal 10 tentang panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
7.
Pasal 11 tentang kecelakaan dalam tempat kerja
8.
Pasal 12 tentang kewajiban dan hak tenaga kerja
9.
Pasal 13 tentang kewajiban memasuki tempat kerja
10. Pasal 14 tentang
kewajiban pengurus K3
11. Pasal 15,16,17,18
tentang ketentuan-ketentuan penutup
Standar K3
1.
Pakaian kerja yang digunakan tidak seperti pakaian karyawan kantor
2.
Sepatu kerja yang dipakai terbuat dari sol yang tebal supaya bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka
3.
Menggunakan kacamata pada saat mengelas
4.
Menggunakan sarung tangan
5.
Menggunakan helm sebagai pelindung kepala
6.
Sabuk pengaman digunakan untuk menghindari kecelakaan pada saat bekerja.
Contohnya : kegiatan erection baja pada bangunan tower
7.
Penutup telinga digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
dikeluarkan oleh mesin
8.
Masker digunakan sebagai pelindung pernapasan
9.
Tangga digunakan untuk memanjat
Karakteristik kegiatan
proyek konstruksi
1.
Bersifat sangat kompleks,multi disiplin ilmu dan gaya seni arsitektur
2.
Mengakibatkan banyak tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah
3.
Masa kerja terbatas
4.
Intensitas kerja yang tinggi
5.
Menggunakan peralatan kerja beragam dan berpotensi bahaya
Siklus kegiatan
konstruksi
·
PRA KONSTRUKSI
·
KONSTRUKSI
·
PASCA KONSTRUKSI
·
OPERASIONAL
·
PEMBONGKARAN
Pihak-pihak Yang
Memiliki Peran Dalam Pemenuhan Syarat K3
·
PEMILIK
·
KONSULTAN
·
KONTRAKTOR
·
PENGELOLA
Sasaran K3
Untuk menjamin dan
meningkatkan keamanan total dari ancaman Resiko bahaya yaitu dengan cara
·
Life Safety
·
Property Safety
·
Environmental Safety
Mengingat kegiatan
konstruksi yang sangat kompleks, karenanya untuk mencapai sasaran K3
dibutuhkan SISTEM MANAJEMEN KONSTRUKSI YANG TERINTEGRASI.
Permasalahan yang ada
Masalah Keselamatan
dan kesehatan krja (K3) konstruksi secara umum di indonesia masih terabaikan
karena :
·
Rendahnya kesadaran masyarakat akan masalah keselamatan dan kesehatan kerja
konstruksi
·
Pemahaman dan ketaatan terhadap ketentuan K3 masih kurang
·
Kelalaian pelaksana dan lemahnya pengawasan
·
Rendahnya tingkat penegakan hukum oleh pemerintah
·
Masih adanya anggapan bahwa program K3 hanya akan menjadi tambahan beban
biaya perusahaan
·
Tidak dilibatkannya tenaga ahli/tenaga trampil di bidang konstruksi maupun
ahli K3 dalam pelaksanaan konstruksi
·
Belum adanya komitmen dari manajemen puncak di setiap kegiatan/pelaksanaan
konstruksi, sehingga SMK3 konstruksi tidak diterapkan dengan sepenuhnya.
Potensi Sumber Bahaya
a. Pekerja tertimbun
longsoran
·
Kondisi tanah : geologis, topografis, jenis tanah,lereng galian
·
Pengaruh air : air tanah, air permukaan, sumber air, piping, dll
·
Alat berat/kendaraan yang digunakan : beban, getaran
b. Pekerja tenggelam/
terkena banjir
c. Pekerja terkena
sengatan aliran listrik
d. Pekerja menghirup
gas beracun
e. Pekerja menghirup
debu/kotoran
f. Pekerja tertimpa
alat kerja/material
g. Pekerja terjatuh ke
dalam galian
Jenis Tanah
Jenis tanah umumnya
dibedakan seperti :
·
Tanah lempung basah, tanah lempung kering
·
Tanah cadas
·
Tanah pasir basah
·
Tanah kerikil
·
Tanah lumpur
Sedangkan jenis tanah di berbagai daerah di Indonesia di antaranya dengan
komposisi yang mempunyai kedalaman umumnya :
·
Lempung lembek, abu-abu muda : 0-2 m
·
Lempung lembek, abu-abu kuning : 2-3 m
·
Lempung agak keras,coklat kemerahan : 3-7 m
·
Lempung keras, abu-abu tua : 7-10 m
·
Pasir batu : 10-11 m
·
Pasir sedang padat : 11-12 m
Persyaratan umum
pekerjaan galian tanah
1. Untuk tempat kerja di bawah tanah, setiap pergantian shift kerja lakukan
pemeriksaan. Lakukan pemeriksaan seminggu sekali untuk :
·
Mesin-mesin
·
Peralatan
·
Penyangga
·
Jalan keluar dll
2. Daerah kerja di bawah tanah yang berbahaya harus dipagari
3. Buat sistem komunikasi (sambungan telepon)
4. Gunakan APD (pakaian water proof, sepatu boot)
5. Semua yang masuk terowongan harus dicatat dan diidentifikasi
6. Buat ventilasi udara
7. Alat kerja
·
Alat ringan seperti : cangkul, blencong, sekop,ganco,dll
·
Alat berat seperti : buldozer, loader, alat bor/ drill, dump truck, dll
8. Tingkat potensi bahaya yang berbeda-beda. Untuk hal ini
dibutuhkan tenaga operator yang terdidik dan terlatih dalam bidang K3
9. Pengamanan dalam pekerjaan galian
·
Dinding pnahan, perancah dan tenaga kerja
·
Pagar pengaman
·
Sirkulasi udara yang cukup
·
Penerangan yang cukup
·
Sarana komunikasi
Persyaratan rencana
penggalian
Lakukan penelitian
terhadap
·
Keadaan tanah
·
Air tanah
·
Jaringan utilitas di bawah tanah (listrik, air, gas)
·
Tenaga kerja harus dilindungi dari bahaya tertimbun tanah
·
Lampu dan rambu-rambu dipasang untuk mencegah orang terjatuh
·
Saat melakukan pekerjaan yang menggunakan tenaga listrik, lingkungan
pekerjaan harus kering dan bersih
K3 pekerjaan tanah –
sumuran
·
Ventilasi udara,perhatikan ventilasi udara pekerja yang bekerja di ruang
bawah tanah
·
Alat komunikasi, perhatikan alat komunikasi pekerja di dalam ruang bawah
tanah
·
Fasilitas keselamatan kerja
·
Perhatikan fasilitas kerja dan alat pelindung diri untuk bekerja di ruang
bawah tanah
Hal-hal yang harus
diperhatikan pada pekerjaan sumuran
·
Ventilasi udara
·
Kebutuhan O2
·
Alat komunikasi
·
Identifikasi gas beracun
·
Pemadam kebakaran
·
Antisipasi keadaan darurat
Jenis Bendung
Bangunan air ini dengan kelengkapannya dibangun melintang sungai atau sudetan, dan sengaja dibuat untuk meninggikan muka air dengan ambang tetap sehingga air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke jaringan irigasi. Kelebihan airnya dilimpahkan ke hilir dengan terjunan yang dilengkapi dengan kolam olak dengan maksud untuk meredam energi.
Ada 2 tipe atau jenis bendung tetap dilihat dari bentuk struktur ambang pelimpahannya, yaitu:
- Ambang tetap yang lurus dari tepi ke tepi kanan sungai artinya as ambang tersebut berupa garis lurus yang menghubungkan dua titik tepi sungai.
- Ambang tetap yang berbelok-belok seperti gigi gergaji. Tipe seperti ini diperlukan bila panjang ambang tidak mencukupi dan biasanya untuk sungai dengan lebar yang kecil tetapi debit airnya besar. Maka dengan menggunakan tipe ini akan didapat panjang ambang utama yang lebih besar, dengan demikian akan didapatkan kapasitas pelimpahan debit yang besar. Mengingat bentuk fisik ambang dan karakter hidrolisnya, disarankan bendung tipe gergaji ini dipakai pada saluran.
Dalam hal diterapkan di sungai harus memenuhi syarat sebagai berikut:
- Debit relatif stabil
- Tidak membawa material terapung berupa batang-batang pohon
- Efektivitas panjang bendung gergaji terbatas pada kedalaman air pelimpasan tertentu.
Bendung Gerak Vertikal
Bendung ini terdiri dari tubuh bendung dengan ambang tetap yang rendah dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan vertikal maupun radial. Tipe ini mempunyai fungsi ganda, yaitu mengatur tinggi muka air di hulu bendung kaitannya dengan muka air banjir dan meninggikan muka air sungai kaitannya dengan penyadapan air untuk berbagai keperluan. Operasional di lapangan dilakukan dengan membuka pintu seluruhnya pada saat banjir besar atau membuka pintu sebagian pada saat banjir sedang dan kecil. Pintu ditutup sepenuhnya pada saat saat kondisi normal, yaitu untuk kepentingan penyadapan air. Tipe bendung gerak ini hanya dibedakan dari bentuk pintu-pintunya antara lain:
- Pintu geser atau sorong, banyak digunakan untuk lebar dan tinggi bukaan yang kecil dan sedang. Diupayakan pintu tidak terlalu berat karena akan memerlukan peralatan angkat yang lebih besar dan mahal. Sebaiknya pintu cukup ringan tetapi memiliki kekakuan yang tinggi sehingga bila diangkat tidak mudah bergetar karena gaya dinamis aliran air.
- Pintu radial, memiliki daun pintu berbentuk lengkung (busur) dengan lengan pintu yang sendinya tertanam pada tembok sayap atau pilar. Konstruksi seperti ini dimaksudkan agar daun pintu lebih ringan untuk diangkat dengan menggunakan kabel atau rantai. Alat penggerak pintu dapat dapat pula dilakukan secara hidrolik dengan peralatan pendorong dan penarik mekanik yang tertanam pada tembok sayap atau pilar.
Bendung Karet (Bendung Gerak Horisontal)
Bendung karet memiliki 2 bagian pokok, yaitu :
- Tubuh bendung yang terbuat dari karet
- Pondasi beton berbentuk plat beton sebagai dudukan tabung karet, serta dilengkapi satu ruang kontrol dengan beberapa perlengkapan (mesin) untuk mengontrol mengembang dan mengempisnya tabung karet.
Bendung ini berfungsi meninggikan muka air dengan cara mengembungkan tubuh bendung dan menurunkan muka air dengan cara mengempiskannya. Tubuh bendung yang terbuat dari tabung karet dapat diisi dengan udara atau air. Proses pengisian udara atau air dari pompa udara atau air dilengkapi dengan instrumen pengontrol udara atau air (manometer).
Bendung Saringan Bawah
Bendung ini berupa bendung pelimpah yang dilengkapi dengan saluran penangkap dan saringan. Bendung ini meloloskan air lewat saringan dengan membuat bak penampung air berupa saluran penangkap melintang sungai dan mengalirkan airnya ke tepi sungai untuk dibawa ke jaringan irigasi.
Operasional di lapangan dilakukan dengan membiarkan sedimen dan batuan meloncat melewati bendung, sedang air diharapkan masuk ke saluran penangkap. Sedimen yang tinggi diendapkan pada saluran penangkap pasir yang secara periodik dibilas masuk sungai kembali.
Pemasangan Bouwplank
Pemasangan Bouwplank
ilmu teknik sipil – Bouwplank (papan bangunan) berfungsi untuk mendapatkan titik-titik bangunan yang diperlukan
sesuai dengan hasil pengukuran :
Syarat-syarat memasang bouwplank :
1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah
2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan
galian
3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank lainnya.
5. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)
6. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding batu
bata.
sesuai dengan hasil pengukuran :
Syarat-syarat memasang bouwplank :
1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah
2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan
galian
3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank lainnya.
5. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)
6. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding batu
bata.
Bentuk hasil pemasangan bouwplank dapat dilihat pada gambar berikut :
Pembuatan adukan beton secara manual
Mengaduk beton secara adukan tangan
Campuran beton secara pekerjaan tangan, tidak boleh dicampur lebih dari 0,25 m3 sekaligus.
Pasir, kerikil dan semen diaduk dalam keadaan kering di atas lantai yang bersih, paling sedikit tiga
kali seperti terlihat pada gambar berikut.
Campuran beton secara pekerjaan tangan, tidak boleh dicampur lebih dari 0,25 m3 sekaligus.
Pasir, kerikil dan semen diaduk dalam keadaan kering di atas lantai yang bersih, paling sedikit tiga
kali seperti terlihat pada gambar berikut.
Sesudah itu dibentuk sebuah kolam di tengah campuran komponen yang masih kering dan
diisi air menurut tabel yang tercantum diatas. Perlu diperhatikan bahwa terlalu banyak air
mengurangi mutu dan ketahanan beton. Kemudian pencampuran dimuali pada bagian pinggiran
yang kering dengan air di kolam pada pertengahan sampai semua air tercampur dalam campuran
komponen. Sekarang beton dicampur paling sedikit tiga kali lagi sampai adukan menjadi homogen.
diisi air menurut tabel yang tercantum diatas. Perlu diperhatikan bahwa terlalu banyak air
mengurangi mutu dan ketahanan beton. Kemudian pencampuran dimuali pada bagian pinggiran
yang kering dengan air di kolam pada pertengahan sampai semua air tercampur dalam campuran
komponen. Sekarang beton dicampur paling sedikit tiga kali lagi sampai adukan menjadi homogen.
Cara mencampur komponen kering dengan komponen basah beton
Kualitas campuran adukan beton ini mempengaruhi kualitas beton selanjutnya.
Kualitas campuran adukan beton ini mempengaruhi kualitas beton selanjutnya.
Mengaduk beton menggunakan mesin molen
Pada mesin pengaduk beton pengisian komponen beton kering dan penuangan dilakukan dengan
mengubah keringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri tegak, maka pencampuran beton
tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar dalam keadaan miring.
Cara mesin pengaduk beton sederhana sekali (karena diciptakan sebagai alat pengaduk beton)
dan sangat umum, terutama sebagai mesin pengaduk beton yang agak kecil.
mengubah keringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri tegak, maka pencampuran beton
tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar dalam keadaan miring.
Cara mesin pengaduk beton sederhana sekali (karena diciptakan sebagai alat pengaduk beton)
dan sangat umum, terutama sebagai mesin pengaduk beton yang agak kecil.
Pemasangan Bekisting
Manfaat : Sebagai konstruksi pembantu/cetakan dalam pembuatan beton sesuai dengan ukuran
yang diharapkan.
Bahan Bekisting
- Papan kayu tebal min 2,5 cm, kayu harus kering dan kuat
- Paku
- Kertas semen atau plastic untuk mencegah agar beton tidak menempel pada bekisting
sehingga bekisting mudah dilepas.
- Kaso-kaso
Pengontrolan terhadap bekisting
- Kedudukan bekisting harus kukuh dan kuat
- periksa posisi tegak dan kerataan dari bekisting yang terpasang
- Periksa ketepatan posisi bekisting terhadap as bangunan (benang bouwplank)
- Periksa skur-skur dan klem-klem pada bekisting
- Tidak diperbolehkan adanya lubang sehingga menimbulkan kebocoran
- Cek apakah bekisting sudah dilapisi oleh kantong semen/plastic atau belum
- Bersihkan bekisting dari kotoran seperti daun, tanah dll
yang diharapkan.
Bahan Bekisting
- Papan kayu tebal min 2,5 cm, kayu harus kering dan kuat
- Paku
- Kertas semen atau plastic untuk mencegah agar beton tidak menempel pada bekisting
sehingga bekisting mudah dilepas.
- Kaso-kaso
Pengontrolan terhadap bekisting
- Kedudukan bekisting harus kukuh dan kuat
- periksa posisi tegak dan kerataan dari bekisting yang terpasang
- Periksa ketepatan posisi bekisting terhadap as bangunan (benang bouwplank)
- Periksa skur-skur dan klem-klem pada bekisting
- Tidak diperbolehkan adanya lubang sehingga menimbulkan kebocoran
- Cek apakah bekisting sudah dilapisi oleh kantong semen/plastic atau belum
- Bersihkan bekisting dari kotoran seperti daun, tanah dll
Plesteran Dinding
Membuat plester adalah melapisi pasangan batu bata, baik bagi pasangan batu kali maupun batu
cetak agar permukaan tidak mudah rusak, rapi dan bersih.
Tahapan pelaksanaan plesteran dinding :
a. Dinding yang akan diplester dibasahi terlebih dahulu
b. Membuat adukan untuk plesteran seperti adukan untuk batu bata
c. Membuat kepala plesteran di beberapa tempat dengan jarak 1 – 1,5 m antara satu dengan
yang lainnya dan diratakan memakai batang (bilah) perata.
d. Kemudian permukaan dinding di antara kepala plesteran diplester secara merata dan
diratakan memakai bilah perata.
cetak agar permukaan tidak mudah rusak, rapi dan bersih.
Tahapan pelaksanaan plesteran dinding :
a. Dinding yang akan diplester dibasahi terlebih dahulu
b. Membuat adukan untuk plesteran seperti adukan untuk batu bata
c. Membuat kepala plesteran di beberapa tempat dengan jarak 1 – 1,5 m antara satu dengan
yang lainnya dan diratakan memakai batang (bilah) perata.
d. Kemudian permukaan dinding di antara kepala plesteran diplester secara merata dan
diratakan memakai bilah perata.
Pemasangan Kusen Pintu dan Jendela
Kusen pintu dipasang pada pasangan tembok. Kusen pintu dipasang sebelum dibuat tembok,
tetapi setelah profil-profil dipasang.
Syarat-syarat untuk kusen pintu sebelum dipasang ;
1. Disetel dengan baik dan tidak terpuntir
2. Diberi batang penguat sudut pada kedua sudut atas dan batang penguat datar yang
menghubungkan kedua kakinya agar sudut atas tidak berubah.
3. Sudah diketam halus
4. Sudah dilengkapi dengan angkur baja dan sepatu baja serta papan
5. Sebaiknya sudah dicat dengan meni kayu
Syarat-syarat pemasangan kusen :
1. Dipasang pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan gambar rencana
2. Dipasang tegak/vertical
3. Tidak boleh tertukar bagian luar dan bagian dalam kusen pintu sehingga membukanya
daun-daun pintu akan terbalik
4. Dipasang terjepit kukuh pada pasangan tembok.
tetapi setelah profil-profil dipasang.
Syarat-syarat untuk kusen pintu sebelum dipasang ;
1. Disetel dengan baik dan tidak terpuntir
2. Diberi batang penguat sudut pada kedua sudut atas dan batang penguat datar yang
menghubungkan kedua kakinya agar sudut atas tidak berubah.
3. Sudah diketam halus
4. Sudah dilengkapi dengan angkur baja dan sepatu baja serta papan
5. Sebaiknya sudah dicat dengan meni kayu
Syarat-syarat pemasangan kusen :
1. Dipasang pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan gambar rencana
2. Dipasang tegak/vertical
3. Tidak boleh tertukar bagian luar dan bagian dalam kusen pintu sehingga membukanya
daun-daun pintu akan terbalik
4. Dipasang terjepit kukuh pada pasangan tembok.