METODE PELAKSANAAN JEMBATAN
A.
RUANG LINGKUP
PEKERJAAN
I. Umum
Ø Mobilisasi
II. Pekerjaan Tanah
Ø Timbunan biasa dari
sumber galian
Ø Timbunan pilihan dari sumber galian
III. Perkerasan Berbutir Dan Perkerasan
Beton Semen
Ø Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal
IV. Pekerjaan Struktur
Ø Beton mutu sedang dengan fc’=30 Mpa untuk lantai jembatan
Ø Beton mutu sedang dengan fc’=20 Mpa
Ø Beton mutu rendah dengan fc’=15 Mpa
Ø Baja tulangan U 24 Polos
Ø Baja tulangan U 39 Ulir
Ø Pengadaan dan Pengangkutan Bahan Jembatan Klas B Span :
40 m
Ø Pemasangan jembatan rangka baja Klas B Span : 40 m
Ø Pasangan batu
V. Penutup
B.
METODE PELAKSANAAN
Untuk
lebih jelasnya metode pelaksanaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut meliputi
Pekerjaan- pekerjaan :
I. UMUM
Pekerjaan
ini mencakup pekerjaan Mobilisasi dan Pengukuran.
ü Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan
ini meliputi penyiapan fasilitas kontraktor seperti pembuatan base camp,
kantor, barak, bengkel dan gudang. Mendatangkan/Mobilisasi peralatan yang
dibutuhkan hingga lokasi pekerjaan dan mengembalikannya/Demobilisasi setelah seluruh
pekerjaan selesai. Mendatangkan personil sesuai dengan kebutuhan dan
persetujuan Direksi. Menyiapkan fasilitas laboratorium di lapangan hingga dapat digunakan
selama masa konstruksi berlangsung. Menyiapkan laporan-laporan sesuai yang disyaratkan serta
gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan.
II. PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan Timbunan Biasa dari sumber galian
Pekerjaan
timbunan Biasa
dilaksanakan
pada lokasi oprit jembatan atau lokasi lain menurut kebutuhannya dengan
persetujuan Direksi Teknis, urutan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
ü Sebelum
pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari data-data
awal yang diambil pada saat survey awal dan gambar design lokasi ini diajukan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu, timbunan ini terletak pada oprite jembatan.
ü Dilakukan
juga inspeksi kondisi alat, alat pelindung diri (sepatu Safety, helm)
rambu-rambu beserta petugas pengatur lalu lintas dilengkapi bendera merah dan
semua harus dipersiapkan terlebih dahulu.
ü Setelah
gambar design disetujui, kemudian dilaksanakan pemasangan patok-patok elevasi
(bowplank)
ü Sebelum
material didatangkan dari quarry yang telah disepakati bersama-sama dengan
direksi teknis, diadakan pengujian simple material selected terlebih dahulu.
Dan setelah pengujian material telah disetujui oleh Direksi dan kemudian
dituangkan ke dalam report hasil investigasi dan menjadi pegangan untuk pelaksanaan
pengiriman material untuk pekerjaan.
ü Setelah
itu, material dari quarry dikirim ke lokasi dengan memakai dump truck, dan pada
lokasi telah tersedia peralatan penghamparan dan pemadatan serta water tank
untuk menjaga pada saat penghamparan material tetap dalam kadar air yang telah
disepakati bersama dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
ü Material
dihampar dengan Motor Grader secara per layer dengan tebal hampar maksimum 15
cm dan kemudian diikuti dengan pemadatan oleh Vibro Roller yang juga telah disepakati
jumlah lintasan pemadatan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Kemudian,
apabila penghamparan dilaksanakan pada saat terik matahari yang mengakibatkan
material menjadi kering dan terburai oleh embusan angin maka segera dilakukan
penyiraman air dengan water tank.
ü Selanjutnya dilakukan test pemadatan dan jika
hasil test sudah sesuai lanjutkan pekerjaan lain.
2.
Pekerjaan
Timbunan Pilihan dari sumber galian
Pekerjaan
timbunan Pilihan dilasanakan setelah pekerjaan timbunan biasa siap dilaksanakan dan sempurna
menurut spesifikasi Teknis dan persetujuan Direksi Teknis, urutan pelaksanaan
sebagai berikut :
Urutan
Pelaksanaan :
ü Sebelum
pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari data-data
awal yang diambil pada saat survey awal dan gambar design lokasi ini diajukan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu, timbunan ini terletak pada oprite jembatan atau lokasi lain yang ditentukan.
ü Untuk
menjamin keselamatan kerja, sebelumnya dilakukan juga inspeksi kondisi alat,
alat pelindung diri (sepatu Safety, helm) rambu-rambu beserta petugas pengatur
lalu lintas dilengkapi bendera merah dan semua harus dipersiapkan terlebih
dahulu.
ü Setelah
gambar design disetujui, kemudian dilaksanakan pemasangan patok kontrol elevasi (bowplank)
ü Sebelum
material didatangkan dari quarry yang telah disepakati bersama-sama dengan
direksi teknis, diadakan pengujian simple material selected terlebih dahulu.
Dan setelah pengujian material telah disetujui oleh Direksi dan kemudian dituangkan
ke dalam report hasil investigasi dan menjadi pegangan untuk pelaksanaan
pengiriman material untuk pekerjaan.
ü Setelah
itu, material dari quarry dikirim ke lokasi dengan memakai dump truck, dan pada
lokasi telah tersedia peralatan penghamparan dan pemadatan serta water tank
untuk menjaga pada saat penghamparan material tetap dalam kadar air yang telah
disepakati bersama dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
ü Material
dihampar dengan Motor Grader secara per layer dengan tebal hampar maksimum 15
cm dan kemudian diikuti dengan pemadatan oleh Vibro Roller yang juga telah
disepakati jumlah lintasan pemadatan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Kemudian, apabila penghamparan dilaksanakan pada saat terik matahari yang
mengakibatkan material menjadi kering dan terburai oleh embusan angin maka
segera dilakukan penyiraman air dengan water tank.
ü Selanjutnya dilakukan test pemadatan dan jika
hasil test sudah sesuai dilanjutkan dengan pengukuran guna dituangkan dalam
sertifikasi pembayaran.
III. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
1.
Perkerasan Beton
Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal
Pekerjaan yang
ditetapkan dalam Pasal ini terdiri dari Konstruksi Perkerasan jalan Beton semen
portland diberi anyaman tulangan tunggal sebagaimana disyaratkan, diatas oprite
jembatan atau badan jalan yang telah dipersiapkan dan diterima sesuai dengan
spesifikasi ini, menurut garis-garis ketinggian, kelandaian, ukuran, penampang
melintang dan penyelesaian akhir yang diperlihatkan dalam gambar atau
sebagaimana diarahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Urutan
Pelaksanaan :
ü Terlebih
dahulu disiapkan lokasi pekerjaan yang akan dilakukan Perkerasan Beton
Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal dengan cara membersihkan lokasi pekerjaan
dari kotoran dan sisa-sisa pekerjaan timbunan sebelumnya, kondisi timbunan
harus telah dalam keadaan padat.
ü Untuk
meminimalisir kecelakaan kerja, sebelumnya dilakukan juga inspeksi kondisi peralatan,
alat pelindung diri (sepatu Safety, helm) para pekerja yang akan melaksanakan
kegiatan pekerjaan dilapangan.
ü Setelah
gambar design disetujui, kemudian dilaksanakan dengan kegiatan pemasangan patok kontrol elevasi (bowplank), formwork acuan
kerja pada lokasi pengecoran dan kegiatan pabrikasi baja tulangan.
ü Setelah pekerjaan
baja tulangan selesai lalu dilanjutkan dengan kegiatan pengecoran beton dengan
mutu, desain dan ketebalan seperti yang telah dipersyaratkan dalam gambar.
ü Pengecoran beton
harus dilaksanakan dengan tanpa berhenti sampai pada suatu sambungan konstruksi
yang telah ditentukan dan disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan tersebut
diselesaikan.
ü Beton harus dicor
dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari segregasi/pemisahan
partikel-partikel halus dan kasar dalam campuran. Beton harus dicor ke dalam
acuan sedekat mungkin dengan posisi akhirnya untuk menghindari pengaliran
campuran beton dan tidak diijinkan untuk mengalirkan campuran beton lebih dari
satu meter setelah pengecoran.
ü Selanjutnya
dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis dan apabila telah selesai
dilanjutkan dengan pengukuran guna dituangkan dalam sertifikasi pembayaran.
VII. PEKERJAAN STRUKTUR
Untuk
Pekerjaan struktur ini dilaksanakan terlebih dahulu setelah diperoleh hasil Job
mix dari laboratorium dan pengujian bahan material, kemudian setelah pekerjaan
selesai harus diuji/dievaluasi mutunya dari laboratorium.
1.
Beton
mutu sedang dengan fc’=30 Mpa Lantai Jembatan
Untuk
pekerjaan beton 30 Mpa
digunakan pada Lantai Jembatan, Approaching Slab atau Plat Injak ataupun pada masing-masing lokasi lainnya yang
ditentukan oleh direksi teknis. Pekerjaan ini dimulai setelah pekerjaan pembesian selesai,
diaduk dengan menggunakan concrete mixer dan pemadatannya dilakukan dengan
menggunakan concrete vibrator, untuk menjaga mutu beton sesuai spesifikasi yang
diinginkan perlu diambil slump test pada saat pengecoran dan selinder untuk uji tekan beton dilaboratorium.
A.
Pekerjaan Persiapan
ü Pekerjaan
yang termasuk dalam hal ini adalah pekerjaan struktur beton.
ü Material
campuran beton (semen, pasir, aggregate) didatangkan dari supplier ke lokasi
pekerjaan dan disimpan dalam tempat penyimpanan/ Gudang/Storage.
ü Mutu
beton yang digunakan sesuai dengan mutu beton pada dokumen lelang yang diminta.
ü Jenis
semen Portland yang digunakan sesuai dengan permintaan dokumen lelang.
ü Air
yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
digunakan air bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organic.
ü Agregat kasar dan halus yang digunakan
(ukuran/dimensi) sesuai dengan permintaan dari spesifikasi dokumen lelang dan
telah mendapat persetujuan direksi.
ü Material
agregat diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau
dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
ü Agregat
bebas dari bahan organic seperti spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen pelelangan.
ü Selama
kegiatan pengecoran dilakukan, keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi
pekerjaan harus tetap diperhatikan guna menghindari terjadinya resiko
kecelakaan kerja yang tidak diinginkan.
B.
Pencampuran dan Penakaran
ü
Rancangan Campuran Proporsi bahan dan
berat penakaran menggunakan metode sesuai yang disyaratkan.
ü
Campuran Percobaan dilakukan dan hasil
dari percobaan tersebut akan dijadikan acuan pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton di
lapangan dan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
ü
Campuran percobaan sesuai dengan
permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang dan mendapat persetujuan dari
direksi pekerjaan.
ü
Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai
dengan spesifikasi teknis yang diminta dalam dokumen pelelangan.
ü
Pencampuran :
a) Beton
dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (concrete mixer)
b) Pencampur
dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur yang akurat
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
c) Pertama-tama
alat pencampur diisi dengan aggregate, pasir dan semen yang telah ditakar,
selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
C.
Pelaksanaan Pengecoran.
1. Sebagai
persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu, bendrat,
paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu, kompresor dan atau air.
2. Bekisting
dilumuri mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat.
Sambungan dengan pengecoran sebelumnya (jika ada) telah disiram dengan calbond
atau air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air. Sebelum instruksi
pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah diurus dan disetujui oleh
direksi/owner dan pengawas pekerjaan.
3. Penuangan
dilakukan dengan tenaga manusia (sebelumnya material beton ditampung pada
tempat penampungan untuk kemudian dituang langsung ke tempat bekisting. Tinggi
jatuh beton pada scat pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter agar tidak terjadi
pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta beton, (segregasi).
4. Pemadatan
dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang memadai.
Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya dan agar
tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup
(shutter) kecuali penutup dari beton.
5. Selanjutnya
dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis.
2.
Beton
mutu sedang dengan fc’=20 Mpa
Beton
mutu sedang dengan fc’20 Mpa
umumnya digunakan pada elemen struktur abutment, trotoar
jembatan, kolom dan balok struktur tembok penahan tanah ataupun pada masing-masing lokasi lainnya yang
ditentukan oleh direksi teknis. Pekerjaan ini dimulai setelah pekerjaan baja tulangan
selesai dilaksanakan, campuran beton diaduk dengan menggunakan concrete mixer
dan pemadatan selama pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator,
untuk menjaga mutu beton sesuai spesifikasi yang diinginkan perlu diambil slump
test pada saat pengecoran dan silinder untuk uji tekan beton
dilaboratorium. Teknis pekerjaan beton mutu sedang dengan fc’ 20 Mpa ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
A.
Pelaksanaan Pengecoran.
1. Sebagai
persiapan lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu, bendrat,
paku dan sampah lainnya.
2. Alat-alat pelindung diri bagi para pekerja seperti
helm, sepatu safety dan lainnya harus digunakan untuk mencegah adanya resiko
kecelakaan kerja saat pengecoran.
3. Bekisting
dilumuri mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat.
Sambungan dengan pengecoran sebelumnya (jika ada) telah disiram dengan calbond
atau air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air.
4. Penuangan
dilakukan dengan tenaga manusia (sebelumnya material beton ditampung pada
tempat penampungan untuk kemudian dituang langsung ke tempat bekisting. Tinggi
jatuh beton pada saat pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter agar tidak terjadi
pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta beton, (segregasi).
5. Pemadatan
dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang memadai.
Selang vibrator dibenamkan sampai bates kedalaman beton sebelumnya dan agar
tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup
(shutter) kecuali penutup dari beton.
6. Selanjutnya
dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis dan apabila telah selesai
dapat dilanjutkan dengan pengukuran kuantitas kerja guna dituangkan dalam
sertifikat pembayaran.
3.
Beton
mutu rendah dengan fc’=15 Mpa
Untuk
pekerjaan beton 15 Mpa digunakan pada patok pengarah, beton
kerb struktur tembok penahan tanah pada oprite ataupun pada masing-masing lokasi lainnya yang ditentukan
oleh direksi teknis.
Pekerjaan
ini dimulai setelah pekerjaan pembesian selesai, diaduk dengan menggunakan
concrete mixer dan pemadatannya dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator,
untuk menjaga mutu beton sesuai spesifikasi yang diinginkan perlu diambil slump
test pada saat pengecoran dan selinder untuk uji tekan beton dilaboratorium.
A.
Pelaksanaan Pencampuran
1. Rancangan
Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode sesuai yang
disyaratkan.
2. Campuran
Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan acuan
pembuatan beton pada saat
dilakukan pekerjaan beton di lapangan dan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
3. Campuran
percobaan sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang dan
mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
4. Ketentuan
sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta dalam
dokumen pelelangan.
5. Pencampuran
:
d) Beton
dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (concrete mixer)
e) Pencampur
dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur yang akurat
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
f) Pertama-tama
alat pencampur diisi dengan aggregate, pasir dan semen yang telah ditakar,
selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
B.
Pelaksanaan Pengecoran.
1. Lokasi
pengecoran dibersihkan dari kotoran, potongan kayu, bendrat, paku dan sampah
lainnya
2. Sebelum
pengecoran, bekisting dilumuri dengan mould oil hingga rata. Kebocoran
bekisting telah dicek dan disumbat. Sambungan dengan pengecoran sebelumnya
(jika ada) telah disiram dengan calbond atau air semen serta bekisting
dibebaskan dari genangan air. Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan
yang diperlukan telah diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan pengawas
pekerjaan.
3. Penuangan
dilakukan dengan tenaga manusia. Tinggi jatuh beton pada saat pengecoran tidak
lebih dari 1,5 meter agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat
dengan pasta beton, (segregasi).
4. Apabila
dirasa perlu, pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam
jumlah yang memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton
sebelumnya dan agar tidak terjadi kantong udara.
5. Selanjutnya
dilakukan perawatan (curing) beton sesuai spesifikasi teknis.
4.
Pekerjaan
Baja Tulangan U
– 24 Polos
Pekerjaan
Baja Tulangan U-24 Polos ini
dilaksanakan setelah terlebih dahulu besi didatangkan kelokasi pekerjaan dan
dilakukan pemotongan dan pembengkokkan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
telah ditentukan dalam gambar teknik (rencana). Pekerjaan pembesian dimulai
sebelum pekerjaan pengecoran beton
dilaksanakan.
Persiapan:
1.
Pekerjaan dilakukan secara manual
(tenaga manusia) dan alat bantu berupa bar bender dan bar cutter.
2.
Lokasi pekerjaan : Struktur pondasi, dinding dan lantai jembatan.
3.
Sarung tangan, helm dan sepatu safety
harus dikenakan oleh para pekerja guna menghindari cedera serius saat melaksanakan
pekerjaan pembesian dilapangan.
Uraian
pelaksanaan :
1.
Material baja tulangan didatangkan
dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan.
2.
Material diletakkan pada stock area
material baja tulangan atau dalam gudang proyek.
3.
Selanjutnya dilakukan perakitan
tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang yang diperlukan, pemotongan
dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender dan dikerjakan pada saat
suhu dingin.
4.
Batang tulangan kemudian
disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan persilangannya diikat
kuat dengan kawat bendrat.
5.
Pekerjaan
Baja Tulangan U
– 39 Ulir
Pekerjaan
Baja Tulangan U-39 Ulir
ini dilaksanakan setelah terlebih dahulu besi didatangkan kelokasi pekerjaan
dan dilakukan pemotongan dan pembengkokkan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
telah ditentukan dalam gambar teknik (rencana). Pekerjaan pembesian dimulai
sebelum pekerjaan pengecoran beton
dilaksanakan.
Asumsi:
1.
Pekerjaan dilakukan secara manual
(tenaga manusia) dan alat bantu berupa bar bender dan bar cutter.
2.
Lokasi pekerjaan : Struktur pondasi, dinding dan lantai jembatan.
3.
Alat pelindung keselamatan seperti
Sarung tangan, helm dan sepatu safety harus dikenakan oleh para pekerja guna
menghindari cedera serius saat melaksanakan pekerjaan pembesian di lapangan.
Uraian
pelaksanaan :
§ Material
baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan.
§ Material
diletakkan pada stock area material baja tulangan atau dalam gudang proyek.
§ Selanjutnya
dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang yang
diperlukan, pemotongan dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender dan
dikerjakan pada saat suhu dingin.
§ Batang
tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat.
6. Pengadaan dan Pengangkutan Bahan Jembatan Klas B Span : 40 m
Pengadaan jembatan rangka baja terdiri dari komponen-komponen
baja standar prafabrikasi yang dipasok lengkap hingga batas tumpuan, termasuk
tumpuan elastomer, penahan dan peredam gempa lateral, sandaran dan plat baja
gelombang untuk lantai jembatan yang diproduksi di pabrikan rangka baja.
Bentang jembatan dan ketentuan-ketentuan lainnya mengikuti spesifikasi teknis
yang telah ditentukan dalam dokumen teknis yaitu jembatan rangka baja klas B40.
Komponen-komponen jembatan rangka baja didatangkan ke
lokasi pekerjaan dengan menggunakan jasa pengangkutan/ekspedisi sampai seluruh
komponen-komponen tersebut diterima dilapangan. Dapat diuraikan sebagai berikut
:
a) Komponen
rangka baja diproduksi dipabrik/supplier dan diangkut ke lokasi pekerjaan.
b) Semua
komponen rangka baja dilapisi dengan perlindungan karat galvanis celup panas
mutu tinggi guna mencegah terjadinya korosif.
c) Selama
pengangkutan, semua komponen jembatan di pak dan di bundel dengan strap anti
karat dan ganjal kayu untuk menghindari kerusakan selama pemuatan, pengiriman
dan penurunan.
d) Gunakan
Crane dan peralatan angkut dengan kapasitas yang memadai untuk mengangkat
seluruh komponen hingga pengangkutan ke lokasi pekerjaan.
e) Selama
proses pengangkutan keselamatan pekerja harus tetap diperhatikan guna
menghindari resiko terjepit ataupun resiko kecelakaan kerja lainnya.
f) Komponen-komponen
yang telah diangkut ke lokasi pekerjaan disimpan dilokasi yang terlindungi dari
resiko kerusakan.
g) Setelah
semua komponen tiba dilokasi, dilakukan pengecekan dan serah terima guna
dilanjutkan dengan proses perakitan/pemasangan.
7. Pemasangan jembatan rangka baja Klas B
Span : 40 m
Perakitan dengan
sistem kantilever adalah suatu sistem perakitan jembatan rangka baja yang
dilakukan tanpa alat penyangga/perancah tetapi merupakan sistem pemasangan
komponen per komponen yang dipasang setempat secara bertahap mulai dari
abutment atau pilar hingga posisi akhir
(abutment atau pilar berikutnya) dengan cara penambahan dan pemasangan
masing-masing komponen pada sebagian bentang yang telah dipasang sebelumnya, hingga membentuk
kantilever yang bergerak segmen demi segmen menuju ke perletakan jembatan
berikutnya.
Pemasangan sistem
kantilever ini bersifat statis dan membutuhkan bentang pemberat dan rangka
penghubung.
a.
Tempat
Perakitan
Panjang
bagian belakang abutment yang dibutuhkan untuk memasang konstruksi baja adalah
sepanjang bentang pemberat ditambah daerah bebas untuk jalan kerja, misalnya
panjang bentang pemberat ditambah ± 10 m.
Lebar
yang dibutuhkan untuk masing-masing keadaan ± 10 m untuk bentang pemberat
ditambah 5 m untuk jalan kerja. Sebagai tambahan
dibutuhkan juga tempat untuk menumpukan komponen baja dan sebagainya.
b.
Perletakan
Penumpu Sementara
Penumpu sementara yang akan digunakan disediakan oleh
kontraktor pelaksana atau erektor. Ganjal kayu yang kuat harus dipasang dibawah
masing-masing titik tumpuan pada abutment atau pilar untuk menumpu bagian
pangkal dari bentang kantilever selama pemasangan. Persyaratan kayu penumpu ini
harus mengikuti pokok bahasan Area Perakitan dan Pekerjaan Persiapan, butir d.
Pada
embankment yang terdekat dengan level akhir, maka sebaiknya untuk pemasangan
bentang pertama berkisar ± 1.50 m di atas level akhir. Dengan demikian akan
sangat berguna jika terjadi lendutan di bagian bawah ujung kantilever.
c.
Tumpuan
Bentang Pemberat
Ujung
belakang bentang pemberat harus ditumpu dengan ganjal kayu atau landasan beton
yang dirancang sesuai dengan kondisi tanah yang ada dan secara umum
pelaksanaannya harus sepenuhnya sesuai dengan Pokok Bahasan Bentang Pemberat.
d.
Bentang
Pemberat dan Perangkat Penghubung
Bentang
pemberat adalah suatu bentang rangka standard yang berguna untuk manahan berat sendiri komponen rangka
baja yang sedang dirakit di atas sungai sehingga dengan pengimbang beban lawan
yang berada di tempat yang disediakan pada bentang pemberat (biasa terletak di
pangkal bentang), bentuk kantilever yang terjadi di atas sungai tetap stabil
(momen guling terjadi ditahan oleh beban lawan). Bentang pemberat dihubungkan
dengan bentang permanen yang sedang dirakit melalui rangka penghubung/linking
steel. Bentang pemberat dan rangka penghubung disediakan oleh kontraktor
pelaksana atau erector.
Penambahan
beban lawan untuk mengimbangi momen guling dari bentang kantilever,
menyesuaikan terhadap kemajuan panjang bentang permanen yang sedang dirakit.
e.
Perakitan
Secara umumnya perakitan dilaksanankan seperti dijelaskan
pada sub bahasan 1 di atas. Bila komponen-komponen telah duduk (terpasang) pada
pelat buhul, komponen tersebut harus ditempatkan dengan tepat dan harus ditahan
dengan pasak (drift) yang ada agar semua komponen terpasang dengan tepat
sebelum dibautkan.
f.
Urutan
Perakitan
Sistem
perakitan ini telah direncanakn dengan langkah-langkah yang mudah dan dimulai
dengan perakitan bentang pemberat di atas tanah pada area oprit hingga selesai.
Adapun urutan-urutan perakitan adalah sebagai berikut :
Langkah 1.
Sebagai dasar perakitan statis awal adalah pembuatan satu
rangkaian bentuk frame segitiga awal/pertama tepat setelah susunan rangka
penghubung, tentunya dapat dimulai dengan pemasangan batang diagonal (2) pada
sambungan/join J1 dimana pelat sambungnya sudah terpasang lebih dahulu. Setelah
kelengkapan sambungan sudah terpasang semua pada J1, maka baut dapat segera
dimasukan dan diputar dalam kondisi sementara sehingga batang diagonal (2)
masih mudah diatur posisinya untuk menunggu dipasangnya batang datar bawah (3)
yang dipasangkan dan dibautkan pada J2 lebih dahulu.
Sambung dan pasang baut batang (2) dan (3) pada sambungan
J3 dengan dilengkapi keperluan plat sambung dan kelengkapannya (missal jika
diperlukan plat sisipan dan lain-lain). Setelah terbentuk frame segitiga pada
posisi yang benar maka lengkapi semua baut pada tiap-tiap sambungan dan dapat
dikencangkan sepenuhnya sehingga terbentuklah “segitiga awal” (segitiga, J1 J2
J3) sebagai segitiga pijakan awal untuk perakitan selanjutnya. Pembentukan
segitiga ini harus dua sisi bersama-sama agar setelah disusul dengan pemasangan
girder melintang dari J3 akan membentuk kantilever sebagai pegangan untuk
perakitan komponen demi komponen berikutnya. Pasang pengikat sementara batang
bawah dan baut pada tempatnya, dimana pembautan ini juga bersifat sementara,
kemudian pasang gelagar melintang atas ujung (5) pada J1 (dua sisi).
Langkah 2.
Pasang batang datar tepi atas pada pelat-pelat buhul dan
pelat penyambung bagian bawah pada titik sambungan/join J1 yang telah selesai
sebelumnya. Sisipkan pelat penyambung atas dan pelat pengisi bagian dalam (jika
diperlukan). Setelah join J1 terpasang, pelat penyambung badan dan pengisi
badan dan dalam keadaan pembautan penuh (baut dikencangkan sepenuh-penuhnya).
Langkah
3.
Rakit
dan pasang dua batang diagonal (2) berikut pelat penyambung buhul termasuk
pelat penyambung batang diagonal yang sudah ditandai bersama-sama sehingga
membentuk rakitan ^ (V terbalik). Angkat dalam keadaan tegak dan sisipkan ujung
bawahnya (dari bentuk ^) diantara pelat buhul batang bawah pada sambungan J3.
Sisipkan pelat pengisi sanyap dan pelat penyambung ke bagian bawah jalur
diagonal, lalu dikunci dengan kunci pas ujung lancip dan sisipkan agar pelat
buhul atas bisa pas dengan batang atas (1) pada sambungan J4. Pasang pelat
penyambung sayap bawah dan bagian dalam dan bagian luar pelat pengisi pada J3 dan
pasang bagian baut-baut pada J4 dan J5 (yaitu setengah ke bawah).
Langkah
4.
Pasang
batang datar tepi bawah (3), masukan
diantara pelat buhul pada bagian pertemuan J3 yang telah selesai sebagian.
Pasang pelat pengisi jika dijelaskan pada Gambar Erection Jembatan dan pelat
penyambung atas selesai (J4) setelah pemasangan pelat penghubung badan bagian
atas dan pelat penyambung badan yang ada dan baut seluruhnya pada pertemuan J4.
Pada
ujung depan dari batang datar bawah, pasang pelat buhul luar dan pelat
penyambung bawah secara bersamaan dengan pengisi yang ditentukan, bautkan pada
batang datar bawah dan batang diagonal
pada sambungan/join (J5).
Langkah
5.
Pasang
ikatan angin batang atas dan hubungksn pada pertemuan di J1 dan J4 saling
menyilang.
Jalan
kerja dari kayu dapat dipasang pada gelagar melintang batang atas (5) dan
rangka pengangkat dipindahkan satu panel berikutnya dipasang dan diikat
kembali.
Langkah 6.
Ulangi
langkah ke (1). Pasangkan batang penghubung atas berikutnya seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya dan selesaikan
titik hubung J3.
Langkah 7.
Ulangi langkah ke (2) dan lanjutkan tahapan perakitan
seperti sebelumnya.
“Penting sekali bahwa seluruh baut harus dikencangkan
penuh setelah semua komponen pada suatu titik pertemuan terpasang”.
g.
Pengikat
Sementara Pada Bagian Bawah.
Pasa
saat pemasangan kantilever, pengikat silang sementara harus dipasang pada
bagian bawah batang di setiap ujung batang yang disesuaikan jalurnya, pengikat
silang sementara ini dibutuhkan untuk mengurangi lendutan lateral pada
kantilever akibat beban angin dan untuk mengikat batang bagian bawah (dalam
tekanan) untuk mengimbangi pengait.
Pengikat
ini harus dilepas setelah konstruksi selesai dan bentang telah menopang keempat
sudutnya. Penopang tidak dapat dipasang sebelum pengikat sementara dilepas.
h.
Pengangkutan
dan Pengangkatan
Pengangkatan dan pengangkutan komponen-komponen dari
tempat penumpukan ke tempat pemasangan (penyambungan) perlu dilakukan selama
proses pemasangan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai macam sarana atau
metode tergantung dari keadaan lokasi. Metode-metode yang digunakan bisa berbagai
alternatif antara lain :
§ Melalui jembatan lama
dengan menggunakan crane kecil.
§ Kabel-kabel yang
digantung diantara kedua abutment dibawah jembatan.
§ Menggeser komponen di
atas alas kayu melalui bagian konstruksi baja yang sudah selesai. Disarankan
untuk mencengah kerusakan komponen, sebaiknya digunakan rol.
Sebaiknya
digunakan dua rangka pengangkat sederhana yang terbuat dari profil baja ringan
dan dipasang pada kedua batang paling atas dengan membautnya melalui lubang
drainase atau baut pada pelat badan. Penggunaan rangka pengangkat ini
bersama-sama dengan katrol rantai atau katrol tangan, menjamin kemudahan
pengoperasian dan alat ini dapat dipindah-pindah sepanjang bentang selama
berlangsungnya pemasangan jembatan.
i.
Lendutan
Kantilever dan Pembatasan Badan
Rangka
jembatan akan melendut secara elastis sebagai akibat adanya kantilever dan
bentang pemberat juga akan melendut dan akan menambah besar lendutan pada
bagian ujung bentang yang sedang dikerjakan.
Seperti
dijelaskan pada sub bahasan 3 di atas, lawan lendut pada bentang rangka
terbentuk sebagai bentuk pabrikasi pelat buhul batang atas dan batang bawah dan
tidak diperlukan tindakan khusus atau penyesuaian-penyesuaian selama
pelaksanaan system kantilever ini.
Yang
perlu diperhatikan adalah, perakitan baja ditempatkan pada level yang
ditentukan untuk mengantisipasi lendutan hingga bagian ujung kantilever berada
diatas bagian abutment dan pilar.
Untuk
menentukan ketinggian dari penyangga dengan ganjalan kayu disetiap ujungnya
dimana bentang menumpu pada salah satu
atau kedua ujungnya di pilar, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
§ Geometri dari tempat
pabrikasi bentang pemberat, bentang terkantilever dan rangka penghubung;
§
Lendutan elastis dari
ujung kentilever dan;
§
Ketinggian relatif
dari ketiga pilar atau abutment pada
alur jembatan.
Tidak dimungkinkan untuk menentukan tinggi rata-rata
untuk setiap kombinasi bentang karena level pilar dan abutment relatif
bervariasi disetiap lokasi dan ditentukan kemudian dengan alinyemen vertical
jalan yang dibutuhkan.
j.
Baja
Penopang (stringer) dan Pelat Lantai Baja.
Sebelum
rangka jembatan selesai terpasang (sebaiknya didongkrak turun lebih dahulu)
batang penopang dan panel lantai profil baja tidak dapat dipasang. Lepaskan
pengikat sementara batang bagian bawah bagian sebelum pemasangan batang
penopang dan dudukan.
Sistem lain selain
system kantilever dipasang setempat yang dapat digunakan adalah system
kantilever yang ditumpu ditengah bentang sehingga mengurangi sifat
pangkantileveran dan mengurangi bentang pemberat dan beban lawan. Dalam hal
ini, penopang bagian tengah harus sebagai titik berat bentang . Metode ini
biasa dipakai khususnya untuk jembatan rangka bentang panjang
8. Pekerjaan Pasangan Batu
Pekerjaan
pasangan batu ini merupakan pekerjaan pada bangunan struktur pelengkap
jembatan, dilaksanakan pada lokasi jalan pendekat (oprit) jembatan sebagai pengaman sisi terluar dari oprit jembatan tersebut, untuk itu maka
dipasang tembok pengaman dengan pasangan batu.
Urutan
Pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Sebelum pelaksanaan dilakukan,
terlebih dahulu mempersiapkan gambar kerja bersama dengan Direksi Pekerjaan.
2.
Setelah lokasi yang akan dikerjakan
ditentukan, kemudian dipasang patok dan elevasi serta diberi rambu-rambu lalu
lintas pada lokasi pekerjaan tersebut agar lalu lintas tidak terhambat dan
tidak merusak pekerjaan.
3.
Selain persiapan di lokasi, material
yang akan dipergunakan terlebih dahulu diusulkan kepada direksi.
4.
Setelah material disetujui direksi,
penyiapan material pada lokasi pekerjaan harus telah diperhitungkan terhadap
kapasitas pekerja pada satu hari pekerjaan sehingga tidak terdapat pekerjaan
yang terlantar.
5.
Kemudian pekerjaan dilaksanakan dengan
pekerjaan lantai kerja sebelum pemasangan batu dan setelah umur dari lantai
kerja tercapai, pekerjaan pasangan batu dimulai dari pondasi bawah dan kearah
dinding atas.
6.
Setelah pekerjaan selesai, dilakukan
pengukuran bersama hasil pekerjaan dengan Direksi Pekerjaan dan setelah disetujui
dapat dibuat berita acara pemeriksaan pekerjaan sebagai dasar untuk menjadikan
hasil pekerjaan pada progress prestasi pekerjaan.
Demikian metode pelaksanaan secara garis
besarnya, metode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan
nanti. Tentu saja di dalam pelaksanaannya nanti dapat timbul alternatif –
alternatif lain yang mungkin lebih efisien dan efektif. Mudah-mudahan uraian
ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.
Tempat, Tanggal Bulan Tahun
Diajukan Oleh :
PT. / CV. ……………………………..
………………………………
Direkur Utama
0 komentar:
Posting Komentar