M e t o d e P e
l a k s a n a a n
(Nama Paket Pekerjaan)
Kabupaten ............
I.
Pekerjaan
Persiapan
1. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Pemasangan
Bouwplank/Pengukuran dimulai sesudah lokasi pekerjaan bersih dari semak-semak
dan lainnya. Tiang bouwplank harus terpasang kuat, papan ketam halus dan lurus
pada sisi atasnya, tiap sudut harus siku. Untuk kayu bouwplank tiang kayu
digunakan kayu 5/7 cm dan papan bouwplank bagian atasnya diserut rata dan
bersih agar permukan peil bangunan yang telah ditentukan sama permukaannya.
2. Pekerjaan Bedeng/Sewa
Setelah
lokasi bersih dilanjutkan dengan pembuatan Direksi Keet + Barak Kerja dan
Gudang, dimana Direksi Keet dibuat untuk kegiatan administrasi proyek.
Sementara barak kerja dibuat untuk penginapan para pekerja dan gudang dibuat
untuk menyimpan bahan material dan peralatan.
3. Air dan Listrik Kerja
Air untuk kerja senantiasa bersih, bebas dari lumpur, minyak, asam, alkali,
garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton atau baja
tulangan.
Listrik untuk bekerja akan disediakan yang diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
4. Keamanan & Koordinasi Lingkungan
Kami akan menyediakan fasilitas keamanan dan koordinasi lingkungan untuk
kelancaran pelaksanaan proyek.
II.
Pekerjaan Tanah
1. Galian tanah
pondasi dilakukan setelah pekerjaan persiapan selesai. Galian tanah pondasi ini
berpedoman pada titik-titik yang telah dibuat pada bouwplank meliputi galian
tanah untuk pondasi plat menerus, batu gunung dan rollag bata. Langkah awal
yang kami lakukan adalah memasang patok/bouwplank sesuai kebutuhan, setelah
disetujui Direksi/Pengawasan baru dilakukan galian dengan hati-hati agar tidak
terganggu kedudukan patok bouwplank dan digali sesuai dengan gambar pelaksanaan
baik dari segi bentuk, ukuran dan elevasinya atau menurut petunjuk dari
Direksi/Pengawas.
2. Urugan tanah kembali
pondasi dilaksanakan setelah pembuatan pondasi galian dilaksanakan dengan
terlebih dahulu tanah dibersihkan dari lapisan tanah humus dan lapisan organik,
kemudian permukaan tanah dikasarkan dan dibasahi dengan air agar timbunan mudah
monolit dengan tanah dasar. Bahan timbunan diambil dari hasil galian setempat
yang dipilih dan disetujui oleh Direksi/Pengawas. Pada saat penimbunan
dilaksanakan secara berlapis-lapis didapatkan, tebal lapisan pertama dengan
lapisan selanjutnya ± 20 cm dan dipadatkan selapis
demi lapis hingga mencapai garis elevasi rencana. Pemadatan dilakukan dengan
memakai stamper/Hand Compector.
3. Urugan pasir
dibawah pondasi dilakukan sebelum pondasi terpasang agar tidak terjadi
penurunan. Pada saat penimbunan dilaksanakan secara berlapis-lapis didapatkan,
tebal lapisan pertama dengan lapisan selanjutnya ± 20 cm dan
dipadatkan selapis demi lapis hingga mencapai garis elevasi rencana. Pemadatan
dilakukan dengan memakai stamper/Hand Compector.
4. Urugan tanah
bawah lantai dilaksanakan setelah pondasi, sloof dan kolom sampai elevasi nol
telah terpasang dengan baik. Bahan timbunan digunakan tanah yang mudah
dipadatkan. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan stamper/Hand Compector.
III.
Pekerjaan Beton
1. Pemasangan
pondasi batu gunung dikerjakan sesuai dengan gambar bestek dimana ukuran dan
penampang pondasi ditentukan dengan patok profil sesuai dengan gambar bestek.
Pasangan batu gunumg dilaksanakan sesudah pekerjaan galian tanah pondasi
dilaksanakan dengan sistim memberikan urugan pasir bawah pondasi, pasangan batu
kosong. Komposisi campuran sesuai spek yang diberikan.
2.
Pekerjaan
pasangan aanstamping/batu kosong dikerjakan setelah lapisan pasir urug selesai.
Pasangan batu kosong dipasang setebal 10 cm dari material
batu kali dengan perekat pasir urug.
3.
Setelah Pasangan
batu kosong dilaksanakan dilanjutkan dengan pekerjaan sloof, pengecoran sloof
dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran lantai kerja dari beton bertulang
dengan tebal 10 cm dengan tulangan susut.
4.
Pekerjaan pondasi tapak
dilaksanakan setelah selesai pekerjaan lantai kerja, pembesian tulangan dan
bekisting serta telah mendapat persetujuan pengawas.
5.
Pekerjaan
kolom dapat dimulai pelaksanaannya setelah selesai pondasi tapak pekerjaan
sloof selesai dikerjakan. Pada sisi kolom
yang akan dipasang batu bata diberi nat agar antara kolom dengan dinding
nantinya tidak retak.
6.
Pekerjaan balok, lantai
dikerjakan setelah pekerjaan kolom. Bekesting dari balok lantai baru dapat
dibuka setelah umur pengecoran cukup atau sesuai petunjuk dari Direksi.
7.
Pengecoran beton
dilakukan setelah pembesian, penulangan sesuai gambar bestek dan untuk posisi
peralatan Concrete Mixer, Vibrator Concrete dan Elivator Concrete.
8. Untuk bahagian pekerjaan lain yang terkait pekerjaan beton balok,
lantai harus dipersiapkan sebelum pengecoran beton sehingga tidak terjadi pembongkaran
pada bahagian beton yang telah dicor.
Untuk
melaksanakan Pekerjaan Beton Bertulang, terlebih dahulu harus didahului dengan
menyiapkan pekerjaan pembesian di lokasi pekerjaan/bengkel kerja dan diluar
lokasi. Pekerjaan ini terdiri dari memotong besi, membengkok sesuai ukuran
dimensi serta merangkainya hingga membentuk suatu kerangka yang siap untuk
dipasang dilapangan. Dalam proses merangkai/mengikat ini dilakukan langsung
dilapangan selanjutnya bersamaan dapat disiapkan pekerjaan pembuatan bekesting
dan perancah sesuai keperluan. Material untuk beton yang digunakan terdiri dari
Semen Portland (PC), pasir beton, kerikil pecah dan air yang memenuhi persyaratan
spesifikasi teknis. Adukan beton cor dilakukan dengan mencampurkan seluruh
material kedalam Molen Beton (Concrete Mixer), komposisi campuran sesuai
spesifikasi diawasi secara akurat berdasarkan perbandingan volume untuk
tiap-tiap material yang akan dicampurkan. Untuk memudahkan pelaksanaan
pengadukan pada Concre Mixer, akan didahului dengan menuangkan air ke dalam
tabung pencampur dengan jumlah takaran yang telah ditetapkan, lalu dilanjutkan
dengan menuangkan semen portland
(PC) hingga kedua material tersebut membentuk menjadi air semen yang
benar-benar larut dan homogen. Setelah hal tersebut dilakukan, langkah
selanjutnya adalah mencampurkan material lainnya (pasir dan kerikil) kedalam
tabung mixer. Proses pengadukan akan dilakukan selama lebih kurang tiga menit
agar diperoleh adukan yang benar-benar tercampur secara merata. Untuk
selanjutnya diangkut ke lokasi pekerjaan. Posisi concrete mixer/mesin pencampur
akan diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan agar proses
pengangkutannya tidak memakan waktu lama hingga berpengaruh terhadap kekentalan
adukan sewaktu dilakukan pengecoran. Proses pengecoran akan dilakukan kedalam
cetakan/bekisting melalui talang Elivator sambil dilakukan pemadatan dengan
Concrete Vibrator. Permukaan beton yang telah selesai dicor selanjutnya akan
dirawat selama 7 hari dengan proses penyiraman, hal ini dilakukan untuk menjaga
agar beton senantiasa dalam keadaan lembab hingga proses pengerasan beton dapat
berjalan secara normal tanpa dipengaruhi oleh suhu disekitarnya.
IV.
Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran
1. Pekerjaan
pasangan dinding batu bata dilaksanakan sebahagian sesudah pekerjaan sloof dan
kolom selesai dilaksanakan dan bersamaan dengan pekerjaan kolom praktis.
2. Pasangan bata
adukan 1Pc : 2Ps dipasang pada daerah basah (KM/WC) ataupun seperti yang
tertera dalam gambar rencana dengan ketinggian sesuai dengan gambar rencana.
3. Pasangan bata
adukan 1Pc : 4Ps dipasang pada dinding bangunan, tolak angin dan dinding
penutup diatas ring balok.
4. Sebelum
digunakan batu bata terlebih dahulu direndam air dalam bak atau drum hingga
jenuh. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan. Pemasangan dinding
batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap
harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
5. Adukan pasangan
harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat,
mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi
air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat
tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang
baru.
6.
Pekerjaan
plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang dan dinding.
Pekerjaan plesteran dilakukan bersamaan dengan penyelesaian pasangan bata,
pemipaan elektrikal, plumbing.
7.
Plesteran adukan 1
Pc : 2 Ps dipergunakan pada dinding KM/WC setinggi 1,5 m dari kaki dinding,
trasram juga 30 cm dari permukaan pasangan batu pada dinding, sedangkan
plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
8. Sebelum
plesteran dilakukan terlebih dahulu dinding dibersihkan dari semua kotoran,
kemudian dinding dibasahi dengan air dan permukaan beton yang akan diplester
dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik.
9. Ketebalan
plesteran untuk seluruh konstruksi minimal 10 mm, termasuk lapisan dinding
keramik, kecuali ditentukan lain pada gambar.
V.
Pekerjaan Atap
Kuda-kuda,
balok dan rangka atap yang digunakan adalah dari baja ringan yang mempunyai
kualitas yang bagus dan tahan lama. Metode pemasangan dimulai dari sisi bawah
(dari sisi lisplank). Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga
tidak mengakibatkan kebocoran. Untuk pekerjaan lisplank akan menggunakan jenis
kayu Seumantok yang mempunyai daya tahan lama (awet). Pada pekerjaan atap ini
dilakukan dengan teliti dan rapi.
VI.
Pekerjaan Plafond
1. Langit-langit
ruangan dipasang plafond triplek. Sebelum pemasangan plafond terlebih dahulu
dibuat rangka plafond terbuat dari kayu kelas II. Pemasangan plafond triplek
dilakukan langsung pada rangka plafond kayu kelas II.
VII.
Pekerjaan Lantai
1.
Pada pekerjaan lantai
seperti tercantum pada gambar rencana yang dikerjakan diatas beton cor, sebelum
dilakukan pengecoran terlebih dahulu tanah pasir urug dipadatkan dengan alat
pemadat (stamper).
2.
Pola pemasangan keramik lantai satu sesuai dengan
gambar rencana dan petunjuk Direksi. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik
yang terpasang (lebar siar-siar) dibuat sama lebar minimum 2 mm dan kedalaman
maksimum 2 mm yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan
sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan dibuat membentuk sudut siku dan
saling berpotongan tegak lurus sesamanya. Pemotongan unit-unit keramik
menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan pabrik.
3.
Keramik yang telah terpasang dibersihkan dari segala
macam noda pada permukaan keramik hingga bersih. Sebelum keramik dipasang terlebih
dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai jenuh. Pinggulan pasangan
keraamik dilakukan dengan alat gurinda sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang
rapi, siku dan tepian yang sempurna.
4.
Untuk plat lantai kamar mandi dan balkon serta plat
atap beton digunakan water proofing yang mempunyai jaminan/garansi dari pabrik.
Bidang permukaan beton yang akan diberi bahan kedap air dibuat rata, halus,
kering dan bersih serta cukup landai (kemiringan 1-2 % ke arah lubang pembuang
air).
5. Sebelum diplester, lantai beton dikasarkan dan jenuh dengan air. Hasil
akhir dari pekerjaan lapisan kedap air merupakan suatu lapisan dengan permukaan
yang rata/tidak bergelombang serta tidak berlubang-lubang pada
sambungan-sambungannya ataupun keretakan lainnya yang dapat menimbulkan
kebocoran.
VIII.
Pekerjaan Plumbing
1. Pemasangan
pipa-pipa dilakukan sebelum plesteran dan langit-langit dilaksanakan dan bisa
dilakukan secara bersamaan.
2. Pemasangan
sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur bangunan mesti
dilakukan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan.
3. Pemasangan
pipa-pipa atau alat bantu dilakukan sedemikian rupa, sehingga tidak ada suatu
sambungan yang saling bersilangan atau pipa air bersih dengan pipa pembuangan
lainnya.
4. Seluruh perlengkapan toilet dan peralatan bantu dilakukan sejalan
dengan pekerjaan lantai, dinding sebelum dipasang terlebih dahulu mendapat
persetujuan Direksi serta warnanya telah mendapat persetujuan perencana.
5. Tempat dudukan yang dipasang perlengkapan toilet beserta seluruh
pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut telah terpasang dengan
baik dan disetujui dari Direksi.
IX.
Pekerjaan Elektrikal
1. Semua bahan
sebelum dipasang terlebih dahulu ditunjukkan kepada Direksi beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.
2. Sebelum
pemasangan dimulai, kami akan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi
dilapangan terhadap bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail
sesuai gambar.
3.
Semua sambungan
rapat air dan udara. Penyaring dan pipa-pipa yang diekspos untuk semua
peralatan dan perlengkapan dihubungkan ke pipa kasar pada dinding dengan
sambungan sesuai yang disyaratkan.
4. Jaringan instalasi dan ukuran pipa-pipa yang dipakai
disesuaikan dengan gambar rencana. Untuk pekerjaan elektikal, instalasi listrik
pada dinding bata dikerjakan sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan demikian
juga halnya dengan penempatan kabel-kabel dan titik lampu dilakukan seiring
dengan pekerjaan pemasangan plafond. Setelah instalasi listrik selesai
lampu-lampu segera dipasang atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Jenis lampu
dipasang sesuai dengan gambar rencana.
X.
Pekerjaan Kusen
dan Penggantung
1. Pekerjaan
kusen pintu menggunakan bahan yang terbuat dari aluminium, yang memiliki
kualitas yang bagus sesuai spesifikasi dalam bestek dan disetujui oleh Direksi.
Pemasangan kusen dilakukan seiring dengan pemasangan dinding bata. Pada bagian
pekerjaan bata dipasang kusen langsung ditempatkan kusen pintu, kusen jendela
maupun kusen bouvenlight. Untuk pemasangan
kusen pintu diberi kaki kusen dari semen agar kusen tidak rusak terkena air.
Untuk ketinggian penempatan jendela dari lantai mengikuti gambar rencana atau
disamakan antara elevasi ambang atas kusen pintu dengan elevasi ambang atas
jendela atau bouvenlight. Bagian kusen yang menyentuh dinding akan diberi
angker yang terbuat dari baut khusus.
2. Pekerjaan ini
meliputi pekerjaan pemasangan kunci pintu dan jendela serta aksesoris lain.
Dalam pekerjaan ini nilai atau persentase pekerjaan ini sangat kecil, namun
demikian pekerjaan ini menjadi penting mengingat keamanan maupun kenyamanan
dimasa yang akan datang berhubungan erat dengan kesempurnaan pekerjaan ini.
Sebelum alat-alat penggantung dan kunci dipasang kami akan memperlihatkan
terlebih dahulu kepada direksi ataupun konsultan pengawas untuk mendapatkan
persetujuan penggunaannya.
XI.
Pekerjaan
Pengecatan
1. Sebelum
Pekerjaan Pengecatan dilakukan bagian yang akan dicat terlebih dahulu
dibersihkan dan sebagai dasar awal diberikan dempul agar permukaan dinding
terlihat halus tidak kasar.
2. Pengecatan
dilakukan lapis demi lapis, setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan,
dihindarkan terjadinya sentuhan-sentuhan selama ½ sampai 1 ½ jam. Pengecatan
akhir dilakukan minimum 2 (dua) lapis sehingga hasil pengecatan yang baik dan
rata warnanya.
XII.
Pekerjaan Lain-lain
Untuk pekerjaan Septictank dimulai dengan terlebih dahulu dikerjakan
galian tanah, kemudian dilanjutkan dengan
pasangan pondasi batu bata 1 : 2. Setelah terpasang, sisi pondasi diurug
dengan tanah dan pasir serta dipadatkan dengan baik agar tidak terjadi
penurunan. Pondasi ditimbun hingga mencapai ketinggian di bawah lantai dengan
pasir dan kerikil. Setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan ijuk. Pada saat
penimbunan kerikil dipasang pipa buang air kotor 4”. Setelah urugan pasir
dilaksanakan dilanjutkan dengan urugan tanah dan pemasangan pipa hawa dia. 2”.
Tempat, ....,....., 2016
PT. / CV. ........................
(NAMA)
Direktur
lengkap sekali penjelasannya, tapi alangkah baiknya jika dilampirkan beberapa gambar penunjang :)
BalasHapuskunjngan balik ya -> Caturex Serbuk Herbal Tubuh Pria Jadi Tambah Kuat
Insya Allah nantinya akan dikembangkan kembali, karena ada pekerjaan sedikit sehingga aktifitas blog terganggu. Makasih.
BalasHapussangat membantu :)
BalasHapussangat membantu
BalasHapus