BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Konsep Hidrologi
Hidrologi adalah cabang Geografi Fisis yang berurusan dengan air di bumi,
sorotan khusus pada propertis, fenomena, dan distribusi air di daratan.
Khususnya mempelajari kejadian air di daratan, deskripsi pengaruh bumi terhadap
air, pengaruh fisik air terhadap daratan, dan mempelajari hubungan air dengan
kehidupan di bumi. (Linsley et al, 1949)
Ruang lingkup hidrologi mencakup :
- pengukuran, mencatat, dan publikasi data dasar.
- deskripsi propertis, fenomena, dan distribusi air di daratan.
- analisa data untuk mengembangkan teori-teori pokok yang ada pada hidrologi.
- aplikasi teori-teori hidrologi untuk memecahkan masalah praktis.
Hidrologi bukanlah ilmu yang berdiri
sendiri, tetapi ada hubungan dengan ilmu lain, seperti meteorologi,
klimatologi, geologi, agronomi kehutanan, ilmu tanah, dan hidrolika.
Menurut The International Association of Scientific Hydrology, hidrologi dapat dibagi menjadi :
Menurut The International Association of Scientific Hydrology, hidrologi dapat dibagi menjadi :
- Potamologi (Potamology), khusus mempelajari aliran permukaan (surface streams)
- Limnologi (Limnology), khusus mempelajari air danau
- Geohidrologi (Geohydrology), khusus mempelajari air yang ada di bawah permukaan tanah (mempelajari air tanah = groundwater)
- Kriologi (Cryology), khusus mempelajari es dan salju
- Hidrometeorologi (Hydrometeorology), khusus mempelajari problema-problema yang ada diantara hidrologi dan meteorologi.
1.2. Ruang Lingkup Hidrologi
Hidrologi hutan merupakan suatu ilmu fenomena yang berkaitan dengan air
yang dipengaruhi oleh penutupan hutan. Sesuai dengan batasan subyek yang ada
yaitu hidrologi hutan maka bahasan selanjutnya merupakan hidrologi terapan
dengan lingkup operasionalnya adalah daerah aliran sungai terutama yang
bervegetasi hutan atau yang dapat berfungsi sebagai vegetasi hutan serta daerah
yang dipengaruhi oleh kawasan tersebut.
Model Sederhana Siklus Hidrologi
1.3. Pengenalan Istilah-istilah Hidrologi
a. Presipitasi
Hujan (presipitasi)
merupakan masukan utama dari daur hidrologi dalam DAS. Dampak kegiatan
pembangunan terhadap proses hidrologi sangat dipengaruhi intensitas, lama
berlangsungnya, dan lokasi hujan. Karena itu perencana dan pengelola DAS harus
memperhitungkan pola presipitasi dan sebaran geografinya.
b. Intersepsi
Hujan yang jatuh di atas
tegakan pohon sebagian akan melekat pada tajuk daun maupun batang, bagian ini
disebut tampungan/simpanan intersepsi yang akhirnya segera menguap. Besar
kecilnya intersepsi dipengaruhi oleh sifat hujan (terutama intensitas hujan dan
lama hujan), kecepatan angin, jenis pohon (kerapatan tajuk dan bentuk tajuk).
Simpanan intersepsi pada hutan pinus di Italia utara sekitar 30% dari hujan
(Allewijn, 1990). Intersepsi tidak hanya terjadi pada tajuk daun bagian atas
saja, intersepsi juga terjadi pada seresah di bawah pohon. Intersepsi akan
mengurangi hujan yang menjadi run off.
c. Throughfall, Crown drip, Steamflow
Hujan yang jatuh di atas
hutan ada sebagian yang dapat jatuh langsung di lantai hutan melalui sela-sela
tajuk, bagian hujan ini disebut throughfall. Simpanan intersepsi ada batasnya,
kelebihannya akan segera tetes sebagai crown drip. Steamflow adalah aliran air
hujan yang lewat batang, besar kecilnya stemflow dipengaruhi oleh struktur
batang dan kekasaran kulit batang pohon.
d. Infiltrasi dan Perkolasi
Proses berlangsungnya
air masuk ke permukaan tanah kita kenal dengan infiltrasi, sedang perkolasi
adalah proses bergeraknya air melalui profil tanah karena tenaga gravitasi.
Laju infiltrasi dipengaruhi tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar
materi tersuspensi dalam air juga waktu.
e. Kelengasan Tanah
Kelengasan tanah
menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori-pori tanah. Kelengasan
tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan
tanah, transpirasi, dan perkolasi. Pada saat kelengasan tanah dalam keadaan
kondisi tinggi, infiltrasi air hujan lebih kecil daripada saat kelengasan tanah
rendah. Kemampuan tanah menyimpan air tergantung dari porositas tanah.
f. Simpanan Permukaan (Surface Storage)
Simpanan permukaan ini
terjadi pada depresi-depresi pada permukaan tanah, pada perakaran pepohonan
atau di belakang pohon-pohon yang tumbang. Simpanan permukaan menghambat atau
menunda bagian hujan ini mencapai limpasan permukaan dan memberi kesempatan
bagi air untuk melakukan infiltrasi dan evaporasi.
g. Run off
Adalah bagian curahan
hujan (curah hujan dikurangi evapotranspirasi dan kehilangan air lainnya) yang
mengalir dalam air sungai karena gaya gravitasi; airnya berasal dari permukaan
maupun dari subpermukaan (sub surface). Runoff dapat dinyatakan sebagai tebal
runoff, debit aliran (river discharge) dan volume runoff.
h. Limpasan Permukaan (Surface Runoff)
Limpasan permukaan
(Surface Runoff) adalah bagian curah hujan setelah dikurangi dengan infiltrasi
dan kehilangan air lainnya. Limpasan permukaan ini berasal dari overlandflow
yang segera masuk ke dalam alur sungai. Aliran ini merupakan komponen aliran
banjir yang utama.
i. Aliran Bawah Permukaan (Subsurface Runoff)
Aliran bawah permukaan
merupakan bagian dari presipitasi yang mengalami infiltrasi dalam tanah yang
kemudian mengalir di bawah permukaan tanah dan menuju alur sungai sebagai
rembesan maupun mata air.
1.4. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
untuk mengetahui cara menganalisis infiltrasi. Selain itu diharapkan pembahasan
mengenai infiltrasi ini dapat membantu para akademisi untuk mengerti secara
lebih mendalam cara –cara menganalisis infiltrasi.
1.5. Ruang lingkup
Ruang lingkup dari makalah ini adalah membatasi analisis dan
membahas tentang infiltrasi.
1.6. Metodologi
Metodologi yang digunakan untuk analisis dalam makalah ini
merupakan metodologi rasional. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan
makalah ini adalah menggunakan pola umum ke khusus.
BAB II
INFILTRASI
2.1 Pengertian Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air
dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas
bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam
tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland
flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju
infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan
termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam
mm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang
sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas
infiltrasi.
Infiltrasi mempunyai
arti penting terhadap :
A .Proses Limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap
ke dalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkan
kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat. Makin
besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan daya
infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil
sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil.
B .Pengisian Lengas
Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah
Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan
pertanian. Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang
diperlukan untuk evapotranspirasi dari daerah tak jenuh tadi. Pengisian kembali
lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi dan perkolasi (jika ada).
Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak
begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula diperoleh dari
kenaikan kapiler air tanah.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi infiltrasi adalah:
1. Karakteristik –karakteristik hujan
2. Kondisi-kondisi permukaan tanah
·
Tetesan hujan, hewan maupun
mesin mungkin memadatkan permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi.
·
Pencucian partikel yang
halus dapat menyumbat pori-pori pada permukaan tanah dan mengurangi laju
inflasi.
·
Laju infiltrasi awal dapat
ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan.
·
Kepastian infiltrasi ditingkatkan
dengan celah matahari.
·
Kemiringan tanah secara
tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi selama tahapan awal hujan
berikutnya.
·
Penggolongan tanah (dengan
terasering, pembajakan kontur dll) dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi
karena kenaikan atau penurunan cadangan permukaan.
3. Kondisi-kondisi penutup permukaan
·
Dengan melindungi tanah dari
dampak tetesan hujan dan dengan melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan,
seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi
·
Salju mempengaruhi
infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan seresah.
·
Urbanisasi (bangunan, jalan,
sistem drainase bawah permukaan) mengurangi infiltrasi.
4. Transmibilitas tanah
·
Banyaknya pori yang besar,
yang menentukan sebagian dari setruktur tanah, merupakan salah satu faktor
penting yang mengatur laju transmisi air yang turun melalui tanah.
·
Infiltrasi beragam secara
terbalik dengan lengas tanah.
5.Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi
·
Suhu air mempunyai banyak
pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya belum pasti.
·
Kualitas air merupakan faktor lain yang
mempengaruhi infiltrasi.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi daya infiltrasi antara lain :
a.
Dalamnya genangan di atas
permukaan tanah (surface detention) dan tebal lapisan jenuh
b.
Kadar air dalam tanah
c.
Pemampatan oleh curah hujan
d.
Tumbuh-tumbuhan
e.
Karakteristik hujan
f.
Kondisi-kondisi permukaan
tanah
Sedangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain :
a. Kedalaman
genangan dan ketebalan lapisan jenuh
Dapat dipahami bahwa saat pertama turunnya hujan,
penyerapan air oleh tanah ( laju infiltrasi terjadi ngen cepat ). Sehingga
semakin dalam genangan dan tebal laipsan jenuh maka laju infiltrasi semakin
lambat.
b. Kelembaban
tanah
Semakin lembab keadaan tanah, maka laju infiltrasi
semakin berkurang karana tanah semakin dekat dengan keadaan jenuh.
c. Pemampatan
oleh hujan dan penymbatan oleh butir halus
Pemampatan tanah karena air hujan adalah keadaan
turunnya hujan menyebabkan tanah semakin padat dan pori tanah mengecil,
sehingga melambat laju infiltrasi. Butiran halus yang terbentuk saat tanah
kering juga melambat infiltrasi karena saat hujan butiran tersebut masuk kedalam
tanah dan menutup pori tanah.
d. Tanaman
penutup
Banyak tanaman seperti rumput atau tanaman besar di
area turunnya hujan dapat mempercepat lajunya infiltrasi. Karena biasanya pada
tanah seperti ini banyak terdapat humus dan sarang serangga. Sehingga membantu
masuknya air kedalam tanah.
e. Topografi
dan intensitas hujan
Topografi adalah keadaan permukaan / kontur tanah,
dan intensitas hujan adalah besarnya hujan yang turun dalam satuan waktu.
Apabila hujan yang turun besar dan topografi tanah terjal, maka laju infiltrasi
kecil. Begitu juga sebaliknya, topografi yang landai dapat memperbesar
infiltrasi.
C. Perhitungan Infiltrasi
Model
persamaan kurva kapasitas infiltrasi
(Infiltration Capacity Curve,, IC-Curve) yang dikemukakan Horton adalah
sebagai berikut.
Keterangan :
f = kapasitas
infiltrasi pada saat t (cm/jam)
fc =
besarnya infiltrasi saat konstan (cm/jam)
fo =
besarnya infiltrasi saat awal (cm/jam)
K =
konstanta
t = waktu
dari awal hujan
e = 2,718
Untuk
memperoleh nilai konstanta K untuk
melengkapi persamaan kurva kapasitas infiltrasi, maka persamaan Horton diolah
sebagai berikut :
f = fc + (fo - fc)
e-Kt
f
- fc = (fo - fc)
e-Kt
dilogaritmakan
sisi kiri dan kanan,
log (f - fc ) =log (fo
- fc) e-Kt atau
log (f - fc ) =log (fo - fc)- Kt log
e
log (f - fc ) - log (fo - fc) = - Kt
log e
maka,
t
= (-1/(K log e)) [log (f - fc ) - log (fo - fc)]
t
= (-1/(K log e)) log (f - fc ) + (1/(K log e)) log (fo - fc)
Menggunakan
persamaan umum liner, y = m X + C,
sehingga :
y = t
m = -1/(K log e)
X = log (f - fc )
C = (1/K log e) log (fo - fc)
Mengambil
persamaan, m = -1/(K log e), maka
K = -1/(m log e) atau
K = -1/(m log 2,718)
atau
dimana m = gradien
Teladan :
Data pengukuran
kapasitas infiltrasi (f) dan waktu (t) tercantum pada Tabel 1. Buatlah persamaan kurva kapasitas infiltrasi
tersebut menurut model Horton?.
Tabel 3.1 Data infiltometer (double ring)
t (jam)
|
0
|
0,25
|
0,50
|
0,75
|
1,00
|
1,25
|
1,50
|
1,75
|
2,00
|
f(cm/jam)
|
10,4
|
5,6
|
3,2
|
2,1
|
1,5
|
1,2
|
1,1
|
1,0
|
1,0
|
Tabel 3.2 Perhitungan parameter infiltrasi
Waktu (t)
|
kapasitas infiltrasi( f )
|
fc
|
f - fc
|
log (f - fc)
|
(jam)
|
(cm/jam)
|
|||
0,00
|
10,4
|
1,0
|
9,4
|
0,973
|
0,25
|
5,6
|
1,0
|
4,6
|
0,663
|
0,50
|
3,2
|
1,0
|
2,2
|
0,342
|
0,75
|
2,1
|
1,0
|
1,1
|
0,041
|
1,00
|
1,5
|
1,0
|
0,5
|
-0,301
|
1,25
|
1,2
|
1,0
|
0,2
|
-0,699
|
1,50
|
1,1
|
1,0
|
0,1
|
-1,000
|
1,75
|
1,0
|
1,0
|
0,0
|
|
2,00
|
1,0
|
1,0
|
0,0
|
Persamaan liner
regresi y = m X + C atau
y = t dan X = log (f - fc)
Dengan
memplot hubungan t dan log (f - fc) pada
kertas grafik atau menggunakan kalkulator maka diperoleh persamaan sbb.
y =
-0,7527 X + 0,7521 (lihat Gambar 3.1)
Gambar
3.1 Kurva mencari gradien m
dari
persamaan liner tersebut diperoleh gradien, m = -0,7527
dengan
menggunakan rumus K
= -1 /0,434 m, maka K = 3,06
dengan
diketahuinya nilai pada Tabel 3.2, maka nilai
fc
= 1.0
fo
= 10,4
K
= 3,06
maka persamaan
kurva kapasitas infiltrasinya adalah
f = fc + (fo - fc)
e-Kt atau
f = 1,0 + (10,4 - 1,0) e-3,06t atau
f = 1,0 + 9,4 e-3,06t
Gambar 2,
memperlihatkan bagaimana model Horton yang digunakan dapat menduga nilai
pengamatan lapangan. Ini berarti model
Horton sangat tepat (fitting) dengan pengamatan lapangan.
Gambar 3.2 Kurva fitting persamaan model Horton
Volume
Infiltrasi
Untuk menghitung
jumlah infiltrasi total (Vt) selama waktu (t) maka dari persamaan Horton
tersebut dilakukan integral dari persamaan Horton yang menghasilkan luasan
dibawah kurva, yaitu :
(fo – fc)
V(t) = fc.t + --------------- (1 – e-Kt)
K
Satuan volume total (Vt) = tinggi kolom
air (mm, cm dan inchi tergantung satuan pada parameter infiltrasi yang
digunakan.
Contoh :
Dari
perhitungan persamaan kurva Horton di atas diperoleh, fc = 1.0 cm/jam; fo = 10,4 cm/jam dan K = 3,06. Hitung volume total infiltrasi selama 2 jam
untuk areal 1 ha?.
Penyelesaian
:
(10,4 – 1,0)
a. Jumlah tinggi air (2 jam) = 1,0 .
2 + --------------- (1 – 2.718-3,06.2)
3,06
=
5,07 cm = 0,0507 m
b.
Volume air infiltrasi
pada areal 1 ha selama 2 jam adalah
V = 0,0507 x 104 m3 = 507 m3
BAB
III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
·
Hidrologi adalah cabang Geografi Fisis
yang berurusan dengan air di bumi, sorotan khusus pada propertis, fenomena, dan
distribusi air di daratan.
·
Infiltrasi adalah proses
meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui
pori-pori tanah.
·
Infiltrasi mempunyai arti
penting terhadap proses limpasan dan pengisian lengas tanah.
·
Untuk menghitung jumlah
infiltrasi total (Vt) selama waktu (t) maka dari persamaan Horton tersebut
dilakukan integral dari persamaan Horton yang menghasilkan luasan dibawah
kurva, yaitu :
(fo – fc)
V(t) = fc.t + --------------- (1 – e-Kt)
K
3.2 Saran
·
Sebaiknya
penebangan pohon itu dihindari untuk mengurangi jumlah air permukaan yang
berlebihan yang dapat menyebabkan banjir, agar proses infiltrasi lancar.
·
Lakukan penanaman
pohon kembali di area tandus untuk membesarkan pori tanah dan banyak area
humus, sehingga insfiltrasi jadi lebih besar.
·
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari
bahwa masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan baik dari bentuk maupun
isinya. Penulis menyarankan kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui
sejauh mana pembaca mempelajari tentang Infiltrasi. Semoga dengan karya tulis
ini dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.
·
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar